liru kalpika rukmi ( tukar cincin ) saat acara lamaran |
Prosesi lamaran pernikahan merupakan acara yang dinantikan oleh calon pengantin beserta keluarganya. Pada saat inilah, pihak keluarga pria secara resmi meminang sang mempelai wanita untuk memasuki jenjang pernikahan.
Prosesi lamaran pernikahan adat jawa telah mengalami perubahan, mengikuti perkembangan zaman, banyak yang mulai ditinggalkan karena terlalu ribet dan lainnya.
Prosesi Lamaran Adat Jawa Lama
Dalam tata cara perjodohan adat lama, upacara lamaran bersifat terbuka, spekulatif, dan membutuhkan kesiapan jiwa dari pihak si pelamar. Dalam arti, siapapun boleh mengajukan lamaran kepada si gadis. Walaupun si pelamar dan yang dilamar tidak saling mengenal. Akan tetapi, pihak keluarga si gadis membutuhkan waktu untuk memberikan jawab, apakah lamaran ditolak atau diterima. Bisa dalam beberapa hari atau berbulan-bulan.
Namun sekalipun intinya menyetujui lamaran dan menerima, pihak wanita biasanya tetap minta waktu untuk memikirkannya. Konon ini erat kaitannya dengan harga diri keluarga. Kalau pihak keluarga wanita dengan mudah menerima lamaran yang datang, maka mereka dianggap menurunkan derajat anak gadis mereka di hadapan keluarga pelamar.
Dalam lamaran dan pertemuan resmi antara kedua pihak orang tua, perlu dilibatkan kehadiran beberapa saksi. Agar, segala hal yang telah disepakati oleh kedua pihak, bisa dilaksanakan dengan baik. Apabila pihak wanita sudah menyatakan persetujuan atas lamaran yang diajukan pihak pria, maka disepakatilah tanda jadi atau tanda persetujuan atau paningset.
Konsep paningset ini menjadi tradisi yang mengikat kedua pihak, baik calon pengantin maupun keluarga. Bila salah satu mengingkari kesepakatan, tentu ada sanksi, baik secara adat maupun pribadi. Umumnya, paningset diserahkan oleh pihak calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita. Kemudian dilanjutkan pemasangan peningset berupa cincin oleh pengantin pria kepada calon pengantin wanita. Acara ini di sebut Liru Kalpika Rukmi atau tukar cincin.
Jenis Jenis Peningset Jawa
• Peningset Utama.
Berupa cincin polos tanpa mata (sesupeseser) serta seperangkat perlengkapan sandang wanita, yang terdiri dari setagen, kain batik truntum, sindur yaitu selendang panjang berwarna merah dan putih, dan semekan (penutup payudara).
• Peningset abob-abon atau akar-akar pengikat.
Terdiri dari jeruk gulung atau jeruk Bali, tebu wulung atau tebu hitam,sekul golong atau nasi yang dibentuk bulatan bulatan dan seitap dua bulatan dibungkus daun pisang), pisang mas, dan perlengkapan makan sirih.
• Pengiring paningset, atau paningset pengiring.
Yaitu berbagai macam hasil bumi, antara lain beras, umbi-umbian, dan sebagainya. Tujuannya untuk membantu meringankan anggaran tuan rumah dalam penyelanggaraan hajat.
Namun sekalipun intinya menyetujui lamaran dan menerima, pihak wanita biasanya tetap minta waktu untuk memikirkannya. Konon ini erat kaitannya dengan harga diri keluarga. Kalau pihak keluarga wanita dengan mudah menerima lamaran yang datang, maka mereka dianggap menurunkan derajat anak gadis mereka di hadapan keluarga pelamar.
Dalam lamaran dan pertemuan resmi antara kedua pihak orang tua, perlu dilibatkan kehadiran beberapa saksi. Agar, segala hal yang telah disepakati oleh kedua pihak, bisa dilaksanakan dengan baik. Apabila pihak wanita sudah menyatakan persetujuan atas lamaran yang diajukan pihak pria, maka disepakatilah tanda jadi atau tanda persetujuan atau paningset.
Konsep paningset ini menjadi tradisi yang mengikat kedua pihak, baik calon pengantin maupun keluarga. Bila salah satu mengingkari kesepakatan, tentu ada sanksi, baik secara adat maupun pribadi. Umumnya, paningset diserahkan oleh pihak calon pengantin pria kepada calon pengantin wanita. Kemudian dilanjutkan pemasangan peningset berupa cincin oleh pengantin pria kepada calon pengantin wanita. Acara ini di sebut Liru Kalpika Rukmi atau tukar cincin.
Jenis Jenis Peningset Jawa
• Peningset Utama.
Berupa cincin polos tanpa mata (sesupeseser) serta seperangkat perlengkapan sandang wanita, yang terdiri dari setagen, kain batik truntum, sindur yaitu selendang panjang berwarna merah dan putih, dan semekan (penutup payudara).
• Peningset abob-abon atau akar-akar pengikat.
Terdiri dari jeruk gulung atau jeruk Bali, tebu wulung atau tebu hitam,sekul golong atau nasi yang dibentuk bulatan bulatan dan seitap dua bulatan dibungkus daun pisang), pisang mas, dan perlengkapan makan sirih.
• Pengiring paningset, atau paningset pengiring.
Yaitu berbagai macam hasil bumi, antara lain beras, umbi-umbian, dan sebagainya. Tujuannya untuk membantu meringankan anggaran tuan rumah dalam penyelanggaraan hajat.
Dengan berjalannya waktu, pertimbangan tradisi lama terkait dengan lamaran
sudah banyak bergeser. Pada masa sekarang, sepasang calon pengantin
biasanya sudah cukup lama berpacaran dan saling mengenal sebelum
memutuskan untuk menikah. Sehingga, lamaran dimaknai lebih sebagai
pertemuan resmi antara orangtua keluarga pihak pria dengan orangtua pihak
wanita, di mana juga dibicarakan kesepakatan mengenai tanggal
pernikahan, pelaksanaan pernikahan, dan sebagainya.
Sekarang ini dengan alasan kepraktisan, acara penyerahan atau srah-srahan paningset sering digabungkan bersamaan dengan upacara midodareni.
Peningset sekarang
Di masa sekarang, paningset berupa cincin dan masih ditambah dengan perhiasan lain seperti gelang, kalung, untuk calon pengantin wanita.
Sedangkan untuk peningset pengiring kini kebanyakan sudah diganti dengan uang untuk membantu penyelenggaraan perkawinan.
Tambahan lainnya adalah berupa makanan khas sekedar oleh-oleh yang dihidangkan saat acara lamaran itu sendiri, yang berupa gemblong atau jadah, rengginang, wajik, dan buah-buahan pisang, jeruk, apel, anggur dan lainnya.
Ada lagi yaitu saat upacara perkawinan, urutan upacara panggih temanten, pihak mempelai pria membawa perlengkapan rumah tangga, lemari, meja rias, kulkas, bahkan ada yang membawa sapi atau kerbau dan motor. Semua itu dimaksudkan untuk bekal mengarungi keluarga yang baru.
baca juga : teks pasrah dan panampi pengantin
Itulah prosesi lamaran adat jawa, tidak ada keharusan untuk melaksanakan semua itu,semuanya tergantung pihak yang melaksanakannya, tergantung pada kamampuan masing-masing.
referensi : mahligai.indonsia
Sekarang ini dengan alasan kepraktisan, acara penyerahan atau srah-srahan paningset sering digabungkan bersamaan dengan upacara midodareni.
Peningset sekarang
Di masa sekarang, paningset berupa cincin dan masih ditambah dengan perhiasan lain seperti gelang, kalung, untuk calon pengantin wanita.
Sedangkan untuk peningset pengiring kini kebanyakan sudah diganti dengan uang untuk membantu penyelenggaraan perkawinan.
Tambahan lainnya adalah berupa makanan khas sekedar oleh-oleh yang dihidangkan saat acara lamaran itu sendiri, yang berupa gemblong atau jadah, rengginang, wajik, dan buah-buahan pisang, jeruk, apel, anggur dan lainnya.
Ada lagi yaitu saat upacara perkawinan, urutan upacara panggih temanten, pihak mempelai pria membawa perlengkapan rumah tangga, lemari, meja rias, kulkas, bahkan ada yang membawa sapi atau kerbau dan motor. Semua itu dimaksudkan untuk bekal mengarungi keluarga yang baru.
baca juga : teks pasrah dan panampi pengantin
Itulah prosesi lamaran adat jawa, tidak ada keharusan untuk melaksanakan semua itu,semuanya tergantung pihak yang melaksanakannya, tergantung pada kamampuan masing-masing.
referensi : mahligai.indonsia
No comments:
Post a Comment