nama jawa di masa depan

NAMA JAWA DI MASA DEPAN

huruf jawa
Nama dalam bahasa jawa bisa  disebut jeneng, asma, nama atau nami. Falsafah jawa mengatakan "asma kinarya japa" yang bisa diterjemahkan  bahwa nama merupakan sebuah do'a.

Nama adalah ciri dan identitas, orang jawa, orang sunda, batak, eropa, amerika latin, arab dan yang lainnya  mempunyai nama yang merupakan ciri dan identitas mereka. Orang jawa mempunyai ciri khas nama yang berakhiran no, to, jo, do, Contohnya : Sukarno, Suwarno, Suharto, Darwanto, Suwarjo, Widodo dan lainnya. Sedangkan untuk perempuan mempunyai ciri khas dengan akhiran, ni, ti, nem, yem, contohnya suwarni, sukarti, ngatinem, wasiyem dan lainnya. Bahkan orang jawa zaman dahulu memberi nama sederhana sekali contoh yang lahir pada pasaran pahing di beri nama pahing, atau nama hari saat bayi lahir seperti senin, rabu. 

Walaupun sederhana seperti apapun nama yang diberikan itulah ciri dan identitas. Kalau kita kebetulan bertemu dengan orang bernama akhiran no, to, di hampir bisa dipastikan bahwa orang itu berasal dari jawa. Seperti itu juga orang sunda banyak yang bernama asep, orang batak dengan nama marga silalahi, harahap, nasution, nainggolan orang bali dengan made, ketut, ayu, komang. Orang india, jepang, china, korea,  mempunyai nama yang menunjukkan ciri khas daerah sendiri sendiri

Sekarang ini nama jawa yang "njawani" (memakai ciri jawa), semakin kecil peminatnya. Orang jawa yang religius memberi anak dengan nuansa arab, ada yang bernuansa itali karena idolanya orang italia (pemain bola mungkin) dan beragam nama lain yang melekat pada nama anak jawa sekarang ini "wis ora njawa". Semuanya bagus dan mungkin juga mengandung makna dan arti yang lebih baik. Tetapi identitas orang jawa dari nama semakin berkurang, Misalnya anak dari jawa diberi nama itali  Valentino Rossi,  dan tenyata anak ini sukses dan berhasil dalam kehidupannya berdomisili di Singapura. Sehingga tenar, terkenal sepintas orang akan menganggap bahwa orang ini adalah keturunan Itali. Berbeda dengan orang yang masih menggunakan nama Jawa. Contoh lain seperti pemain Timnas sepak bola Belgia yang masih keturunan batak, Radja Nainggolan, Walaupun dia berpetualang dalam karier sepak bola di Itali, di Belgia dia tetap dikenal dari namanya kalau dia keturunan orang Batak.
Foto Radja Nainggolan saat berkunjung keIndonesia, sumber https://www.liputan6.com

Sebenarnya mengapa ya, kok nama jawa semakin berkurang peminatnya, dan kurang dicintai oleh orang jawa sendiri, apakah kurang keren, kurang modern atau mungkin dianggap "ndeso". Padahal banyak orang dengan nama jawa yang terkenal, Dian Sastro Wardoyo, Dwi Sasono, Bambang Pamungkas, mereka sukses dengan nama "njawa". Yang masih kecil ada cucu Presiden dengan nama Jan Ethes Srinarendra. Seorang Gibran Rakabuming Raka orang yang modern memberi nama anaknya dengan ciri khas jawa. Tetapi orang yang biasa biasa bahkan ekonomi menengah ke bawah cenderung memberi nama anak mereka keluar dari cirikhas orang jawa.

Kembali lagi, semua tidak ada yang salah, yang penting baik artinya. Tetapi sebagai orang jawa yuk,,, kita cintai nama jawa kembalikan identitas jawa kita.

Sekian terima kasih. Nama saya Suwarno, orang jawa dengan nama jawa.

No comments:

Post a Comment