Pager Mangkok Luwih Kuat Tinimbang Pager Tembok

Pager Mangkok Luwih Kuat Tinimbang Pager Tembok
kerukunan masyarakat desa
Apa maksud dari kata - kata di atas ? Pager mangkok luwih kuat tinimbang pager tembok . Adalah pepatah bahasa jawa. Kenapa bisa Pagar yang terbuat dari mangkok  bisa lebih kuat dari pagar yang terbuat dari tembok, padahal mangkok adalah barang pecah belah, sedangkan tembok terbuat dari batu bata yang disusun dengan adonan pasir dan semen?

Tentu bukan itu yang di maksud. Mangkok adalah simbol dari wadah atau tempat makanan, bisa bakso, mie ayam, sayur, kolak dan lainnya. Mangkok dalam kata " Pager Mangkok luwih kuat tinimbang pager tembok " adalah berarti sedekah yang berupa makanan. Bagi masyarakat yang hidup di pedesaan tentu tak asing dengan sedekah makanan yang dibagikan kepada tetangga. Jadi maksudnya apabila kita mempunyai makanan hendaklah berbagi kepada tetangga kita.

Sedangkan tembok dalam " Paper mangkok luwih kuat tinimbang pager tembok " memang berarti tembok yang sebenarnya tembok, kuat secara lahirnya tetapi tidak kuat dalam arti kerukunan dalam bermasyarakat.

Kenapa bisa?
Ya. Dalam bermasyarakat manusia sebagaai makhluk sosial tidak bisa hidup sendirian , kita membutuhkan orang lain dalam keseharian kita. Sebagai contoh, saat kita mendadak  sakit, siapakah yang pertama kali mambantu kita, yang menengok kita ? Keluarga ? Saudara ? Atasan tempat kita bekerja? Teman kita? bukan. Jawabannya adalah tetangga. Saat kita sakit, saat kita sedang mempunyai keperluan yang besar atu kecil, tetanggalah orang yang pertama yang akan membantu dan kita mintai pertolongannya. Itulah perlunya kenapa harus membangun "Pager Mangkok". Jadi baguslah kalau kita membangun pager mangkok , dengan cara memperbanyak sedekah berupa makanan kepada tetangga kita.

Di sisi lain walaupun kita mempunyai bangunan dengan tembok yang kuat, tidak akan menjamin keamanan bagi kehidupan dan keselamatan kita. Banyak contoh sebuah rumah dengan bangunan megah, lengkap dengan tembok kokoh dan sistem pengamanan yang hebat tetapi masih bisa tertembus kejahatan bahkan tetangga terdekatnya pun tidak mengetahuinya, karena toleransi antar tetangga kurang bagus dan cenderung ke sifat individualis. Dikota besar mungkin sudah biasa bila mereka tidak mengenal nama-nama antar keluarga.

Itulah sekelumit tentang pepatah jawa yang mengatakan " Pager tembok luwih kuat tinimbang pager tembok". Pepatah yang menganjurkan kita supaya bersifat dermawan dan membangun sifat "tepa slira" dengan lingkungan sekitar. Sebuah pepatah yang membuat saya bangga menjadi orang jawa dengan budaya jawa.

No comments:

Post a Comment