Dalam budaya jawa meyakini bahwa manusia sejak lahir sudah mempunyai empat saudara yang disebut, sedulur papat. Sedulur papat ini adalah , kakang kawah, adhi ari-ari, getih, puser, mereka menyertai kelahiran setiap bayi di muka bumi ini.
1. Kakang Kawah (Air Ketuban).
Kawah utawa ketuban iku banyu sing ngeterake kita (ndhisiki) nyang ngalam ndonya saka rahim ibu. Sak durubge jabang bayi lair, kawah utawa ketuban metu ndhisiki mbukak dalan kanggo liwat jabang bayi. Krana banyu kawah metu dhisik, mula masyarakat Jawa nyebut kakang (sedulur tuwa) utawa “kakang kawah”.
2. Adhi Ari-Ari.
adhi ari-ari iku ari-ari sing nempel ing wudele jabang bayi. Urutan laire jabang bayi, sepisanan kawah terus jabang bayi dikantheni ari-ari. Krana ari-ari metu sak wise jabang bayi mula wong Jawa nyebut “adhi ari-ari”.
3. Getih (Darah).
Ana jroning rahim ibu, sak liyane banyu ketuban, sang jabang bayi uga dilindungi dening getih. Getih uga mili ing sak kabehing awak sing nganti gedhe kaya wujud kita iki.
4. Puser (Pusat).
Puser iku sebutan kanggo tali puser sing nyambungake antarane ibu karo anak nalika ana ing rahim. Kanthi anane tali puser mau apa sing didhahar ibu uga dipangan dening si jabang bay, sing disimpen ana ing ari-ari. Sak liyane iku puser uga kanggo ambegan (bernafas) si jabang bayi. Mula, hubungan antarane ibu karo anak mesti luwih raket.
5. Pancer.
Sing disebut istilah Pancer iku ya si jabang bayi iku. Tegese, minangka jabang bayi kang awujud menungsa dadi pancer (cosmo centris) sedulur-sedulur papat sing ora katon mau.
Itulah Kekuasaan Allah SWT yang menunjjukan perjuangan seorang ibu yang mengandung bayi selama 9 bulan sepuluh hari.
Saat seorang wanita sedang hamil, sehari - hari merasa khawatir dengan keselamatan diri dan bayi yang dikandungnya. Proses awal melahirkan diawali dengan keluarnya air ketuban. Selanjutnya lahirlah bayi, Maka air ketuban / kakang kawah disebut dengan Sedulur tuwa. Kemudian setelah bayi lahir disusul dengan Ari-ari, karena lahir setelah bayi maka disebut adi ari-ari. Saat melahirkan wanita akan mengeluarkan banyak darah, darah ini disebut Rah sebagai sedulur enom. Puser ( Tali Plasenta bila saatnya pupak/puput lepas dari pusar ini juga disebut sedulur papat. Sedangkan si jabang bayi yang kelak menjadi manusia seutuhnya inilah yang disebut Pancer
Ada juga penggambaran sedulur papat ini pada wayang Gunungan, pada gunungan terdapat Macan (Harimau), Bantheng, Kethek (kera), Manuk Merak (Burung Merak), mereka merupakan perwujudan sedulur papat bagi manusia. Sifat dari berbagai binatang itu menggambarkan sifat / nafsu yang menyertai kehidupan manusia ada empat macam :
Macan ( harimau) : menggambarkan nafsu amarah
Bila seseorang hanya mengedepankan sifat amarah, maka akan selalu berselisih, bermusuhan dengan sesamanya.
Bantheng : menggambarkan nafsu supiyah / keindhahan
Manusia pada umumnya menyintai keindahan, keindahan ini bisa digambarkan denga kecantikan wanita. Saat sedang kasmaran manusia bisa melakukan apa saja, demi mewujudkan cintanya.
Kethek (kera) : menggambarkan sifat serakah dan aluamah
Sifat ini memperlihatkan manusia yang tamak, dalam hal kekayaan seolah kekeyaannya mampu mencukupi hingga tujuh turunan, sehingga tidak menghiarukan sesamanya.
Manuk Merak : menggambarkan nafsu mutmainah / kautaman ( keutamaan )
Lebih jelasnya sifat burung merak ini adalah suka pamer dengan keindahan bulunya, jadi apapun kebaikan yang telah dilakukan dengan dasar pamer / riya maka tidak akan membawa berkah.
Dari penggambaran sedulur papat dari wayang gunungan bisa diambil kesimpulan bahwa manusia dalam kehidupannya selalu dihinggapi dengan nafsu, kalau kita kalah dengan nafsu maka hancurlah kehidupan kita, maka haruslah kita bisa mengekang hawa nafsu supaya hdup kita selamat.
Ini adalah ulasan saya tentang Sedulur Papat pancer Lima, yang saya rangkum dari berbagi sumber, benar atau tidaknya silahkan berkomentar.
No comments:
Post a Comment