Ternyata bahasa Jawa masih digunakan di berbagai negara di dunia

Ternyata bahasa Jawa masih digunakan di berbagai negara di dunia
Bahasa Jawa adalah salah satu bahasa daerah di Indonesia yang berasal dari suku Jawa, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta dan sebagian Jawa Barat. Bahasa Jawa pun terbagi dalam beberapa varian dialek, seperti bandek dan ngapak.
foto saat orang jawa bermigrasi
baca juga : bule yang sukses mengangkat bahasa jawa di dunia
Dialek bahasa Jawa bandek terdapat di daerah Semarang, Yogyakarta, Solo, Jawa Timur dan sekitarnya. Sedangkan ngapak terdapat di daerah Banyumas, Tegal, Purwokerto, Kebumen, Brebes, Bumiayu dan sekitarnya. Bentuk tingkat tutur bahasa  Jawa masih dibagi menjadi berbagai tingkat yaitu:

Bentuk Tingkat Tutur Bahasa Jawa
Menurut bentuknya, secara garis besar tingkat tutur bahasa Jawa dibagi menjadi 5 tingkatan,
  1. basa ngoko,
  2. basa madya,
  3. basa krama,
  4. basa kedaton atau bagongan, dan
  5. basa kasar.
Kelima tingkat tutur tersebut secara rinci semuanya dibagi menjadi 13 tingkat, yaitu:
1. ngoko lugu,
2. ngoko andhap antya basa,
3. ngoko andhap basa antya,
4. madyo ngoko,
5. madyatara,
6. madyakrama,
7. mudokrama,
8. kramantara,
9. wredakrama,
10. krama inggil
11. krama deso,
12. basa kedaton atau bagongan, dan
13. basa kasar.

Klasifikasi tingkat tutur Bahasa Jawa ini secara ringkas dapat digambarkan dalam bagan berikut.
Dari bagan tersebut diatas tampak bahwa tingkat Basa Ngoko dibagi menjadi tiga tingkat, yakni 
1. Ngoko lugu,
2. Ngoko andhap antya basa, dan
3. Ngoko basa

Bahasa ngoko bisanya digunakan untuk berkomunikasi antara sesama masyarakat pada umumnya. Sedangkan krama inggil ini lebih halus, biasanya digunakan di lingkungan keraton, untuk berkomunikasi antara orang yang lebih tua dan lain sebagainya.

Bahasa Jawa merupakan salah satu bahasa daerah yang paling banyak digunakan, karena hampir di semua daerah di Indonesia terdapat masyarakat suku Jawa, yang dalam kesehariannya masih menggunakan dialek bahasa Jawa.

Namun selain di Indonesia, ternyata ada negara-negara di dunia yang dalam kesehariannya juga menggunakan bahasa Jawa. Dari berbagai sumber, cinta-budayajawa.blogspot.com merangkum 7 negara di dunia yang kesehariannya masih ada yang menggunakan bahasa Jawa, yaitu:

1.Indonesia
Yang pertama tentu adalah Indonesia sendiri. Hampir di setiap daerah di Indonesia terdapat suku Jawa, yang dalam kesehariannya berdialog menggunakan bahasa Jawa, terutama untuk daerah Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta. Berdasarkan hasil survei suku Jawa mencapai 40% dari total penduduk Indonesia. Oleh karena itu bahasa Jawa menjadi bahasa yang paling banyak digunakan dalam bahasa percakapan sehari-hari.

Bahasa Jawa ini juga tidak hanya digunakan oleh orang-orang suku Jawa. Di beberapa daerah, seperti di Sumatera, banyak masyarakat penduduk lokal daerah tersebut yang juga menggunakan bahasa Jawa dalam dialog sehari-hari.

2. Suriname
Republik Suriname, dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda. Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Negara ini adalah negara bekas jajahan Belanda. Ketika zaman penjajahan Belanda dulu banyak suku Jawa yang dipaksa bekerja oleh Belanda dan dikirim ke negara ini. Ketika masa penjajahan selesai suku Jawa Suriname memilih menetap.

Diperkirakan sekitar 75.000 orang Jawa yang tinggal dan menjadi warga negara Suriname. Jadi tak heran, jika dalam kesehariannya warga negara Suriname ini berdialog menggunakan bahasa Jawa. Seni dan budaya Jawa di negara ini pun tumbuh subur. Bahkan, tak jarang, artis-artis Jawa dari Indonesia seperti Didi Kempot, Sony Josz, dan Mantoes sering dipanggil untuk acara konser di negeri itu. Termasuk pada dalang wayang kulit seperti Ki Mantep Soedarsono juga sering pentas wayang di negara tersebut.

3. Belanda
Banyak orang Belanda yang tertarik dengan kebudayaan serta sastra Jawa. Belanda sendiri merupakan bekas negara penjajah Jawa ternyata memiliki gudang orang yang mempunyai minat khusus terhadap bahasa serta kebudayaan Jawa.

Universiteit Leiden, merupakan universitas tertua di Belanda yang didirikan 1575. Universitas yang didirikan Pangeran Willem van Oranje ini merupakan tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu tentang kebudayaan dan juga bahasa Jawa. di Universiteit Leiden kita bisa melihat naskah-naskah kuno mengunakan huruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat.

4.Kepulauan Cocos di Australia
Lambang Kepulauan Cocos

Kepulauan Cocos adalah sebuah daerah yang berada di wilayah teritorial Australia. Mayoritas penduduk di pulau ini adalah orang Melayu sehingga dikehidupan sehari-hari mereka menggunakan bahasa Melayu. Dari keselurahn orang Melayu yang berada di negara ini, tidak sedikit dari mereka yang berasal dari etnis Jawa.

Orang Jawa yang berada di kepulauan ini berasal dari keturunan para pekerja yang didatangkan oleh Inggris dari Pulau Jawa pada masa abad ke-19. Keturunan dari Jawa yang berada di negara ini masih memegang kebudayaan Jawa, bahkan banyak dari mereka yang menggunakan bahasa Jawa sebagai bagian dari bahasa sehari-hari. Oleh karena itu tidak heran bila Australia pernah menjadikan gambar wayang kulit sebagai gambar perangko nasional Australia.

Ada lagi yang unik dari pulau ini adalah bahwa 80% penduduknya adalah muslim, dan beretnis Jawa dan Melayu. Betul, mereka adalah keturunan para pekerja yang didatangkan oleh Inggris dari Jawa pada abad 19, untuk bekerja di perkebunan di sana. Konon, para keturunan Jawa ini masih memegang budaya Jawanya, bahkan di antara golongan tuanya, masih ada (mungkin sedikit) yang masih bisa berbahasa Jawa. Bahkan di dalam logo kepulauan tersebut, terdapat tulisan berbahasa Indonesia “Maju Pulau Kita”. Bahkan wayang kulit diadopsi menjadi gambar di perangko nasional Australia. Dulunya, wayang-wayang yang dibuat di Cocos itu mereka buat dari kulit hiu kering, sedangkan dalang terakhir mereka Mbah Itjang meninggal pada tahun 1949

5. Keledonia Baru
Orang Jawa generasi pertama di Kaledonia (Foto: Dok. Catherine Adi)

Kaledonia Baru, atau dalam penggunaan resmi digunakan nama New Caledonia, adalah sebuah wilayah yang berstatus jajahan sui generis Perancis. Wilayah ini terletak di sub-benua Melanesia di Samudra Pasifik sebelah barat daya. Penduduk asli dari pulau Kaledonia Baru adalah suku Kanak yang berasal dari ras Melanesia. Pada tahun 1896 sebanyak 170 keluarga Jawa migrasi ke neegara ini. Rata-rata mereka dipekerjakan sebagai buruh kontrak.

Sejarah migrasi ini bermula pada masa 42 tahun sebelumnya (1854), Napoleon III membuat aturan bahwa Kaledonia Baru dijadikan tempat pengasingan bagi narapidana hukuman Perancis. Sebagian besar narapidana yang dibawa ke kepulauan ini adalah tahanan politik dari Komune Paris.

Pada tahun 1894, Gubernur Perancis di Kaledonia Baru, Paul Feillet, menghapuskan imigrasi narapidana dan menggantinya para pekerja di kepulauan ini dengan tenaga kerja penjara imigran dari Asia, terutama dari Jepang, Jawa dan Vietnam, yang datang untuk bekerja di tambang dan perkebunan. Dan sejak tahun 1949, migrasi orang jawa ke Pasifik telah dihentikan. Saat ini ada sekitar 7000 hingga 11.000 orang keturunan berbagai etnis Indonesia tinggal di Kaledonia baru. Saat ini orang Jawa di Kaledonia tetap menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari hingga sekarang.


6. Malaysia
Malaysia merupakan negara serumpun dengan Indonesia. Sebagian penduduknya adalah Rumpun Melayu. Keunikan Suku Jawa di Malaysia memiliki populasi yang cukup signifikan. Di beberapa wilayah seperti Johor dan Selanggor warga suku Jawa berjumlah sekitar 20% dari total penduduk yang ada di daerah tersebut.

Masyarakat Jawa yang berada di Malaysia saat ini merupakan suku Jawa generasi ketiga dan keempat. Walaupun masih menggunakan sebagian adat dan kebudayaan Jawa, mereka sudah dianggap Melayu pribumi yang sah sesuai undang-undang Malaysia. Hingga saat ini, masyarakat Jawa peranakan yang ada di wilayah tersebut, dalam kesehariannya masih menggunakan dialek bahasa Jawa. Bahkan adat istiadat Jawa pun masih melekat di kehidupan mereka.

Masyarakat Jawa yang berada di Malaysia saat ini merupakan suku Jawa generasi ketiga dan keempat. Walaupun masih menggunakan sebagian adat dan kebudayaan Jawa, mereka sudah dianggap Melayu pribumi yang sah sesuai undang-undang Malaysia. Hingga saat ini, masyarakat Jawa peranakan yang ada di wilayah tersebut, dalam kesehariannya masih menggunakan dialek bahasa Jawa. Bahkan adat istiadat Jawa pun masih melekat di kehidupan mereka.

7. Singapura

Ternyata di negara Singapura ada sebuah tempat bernama 'Kampong Jawa'. Tempat ini terletak di tepi sungai Rochor. Kawasan ini adalah tempat pemukiman orang-orang Jawa dari Jawa Tengah. Orang-orang Jawa di daerah ini sudah ada sejak 1825. Mereka didatangkan untuk dipekerjakan sebagai buruh di kontruksi jalan, perkebunan, serta pembuatan rel kereta.

Hingga saat ini, orang-orang Jawa peranakan yang sudah menjadi warga negara Singapur tersebut dalam kesehariannya masih menggunakan bahasa Jawa. Selain 'Kampong Jawa', orang-orang berkebangsaan Singapur dari suku Jawa peranakan ini juga terdapat di Kallang Airport Estate, Singapura. Mereka hidup berdampingan dengan orang Melayu dan Cina.

sumber :
https://merahputih.com
https://ki-demang.com
https://saripedia.wordpress.com/

No comments:

Post a Comment